Minggu, 24 Januari 2016

Warna-warni terang bulan di Martabak Badut

Photo credit: Tantri Setyorini
Rasa-rasanya belakangan ini saya lebih sering wisata kuliner daripada travelling. Dalam sebulan saja saya sudah mampir ke beberapa tempat makan yang lagi hits di Malang. Salah satunya ya, Martabak Badut ini. Lokasinya di Jalan Pattimura no. 34, Malang. Kalau dari arah Stasiun tinggal belok kiri di perempatan Klojen.

Apa istimewanya martabak alias terangbulan ini?

Kalau dari rasa martabaknya, menurut saya biasa saja. Tapi yang istimewa di sini adalah topping-nya yang aneh-aneh. Nggak cuma keju, susu, cokelat, atau kacang seperti trangbul pada umumnya. Topping martabak di sini memang variatif banget, antara lain milo choco balls, ovomaltine, nutella, kitkat green tea, M&M's, oreo, dan toblerone.

Nggak cuma topping-nya yang bervariasi, adonannya juga bisa dibikin rasa-rasa. Saya lupa pilihan rasanya apa aja, yang jelas ada cokelat, green tea, sama red velvet.

Keempat teman saya sebenarnya pingin coba yang topping-nya pakai es krim seperti ini.

Tapi karena kami lumayan ndeso dan keseringan malu bertanya lalu sesat di jalan, akhirnya kami pesan yang biasa.

Photo credit: Tantri Setyorini

Ini martabak cokelat dengan topping cheese (dari rasanya sih, kayaknya ini pakai prochiz spreadable), oreo, kitkat greentea, dan nutella.

Jujur saya kurang bisa objektif dalam menilai rasanya, karena pada dasarnya saya kurang suka makanan manis. Lebih suka makanan yang gurih-gurih. Saya nggak sanggup menghabiskan bagian saya yang pakai oreo. Akhirnya malah saya bawa pulang. Setelah nginep semalam di kulkas, baru saya makan lagi. Dan ternyata saya lebih suka martabak manis dingin, karena rasa manisnya jadi berkurang. So far, martabak cokelat pakai oreo itu ternyata enak juga, asal udah dingin (tapi itu selera saya aja, sih).

Photo credit: Tantri Setyorini
Saya menghargai presentasi makanan di sini yang cukup niat. Tapi martabak manis berikut nampan kayunya ini cukup makan tempat, Sedangkan meja di Martabak Badut rata-rata sempit. Jadi bingung juga harus menyingkirkan minuman supaya si martabak muat di meja.

Photo credit: Tantri Setyorini
Di samping mejanya yang sempit, saya rasa vibe-nya tempat makan ini lumayan juga. Nothing special, tapi juga nggak bikin gerah atau kelihatan ruwet.

Photo credit: Tantri Setyorini
Photo credit: Tantri Setyorini
Buat pasangan yang mau mojok, ada deretan meja di sudut mati yang lumayan private. Tapi jangan yang aneh-aneh juga, ya. Tetep bisa dilihat pelanggan lain, lho. (Kok malah ngajarin sih, Tan.)

Photo credit: Tantri Setyorini
Cukup sekian saja ulasan singkat tentang Martabak Badut dari saya. Saran saya, sih, kalau mau ke sini mending waktu belum makan. Soalnya martabak itu lumayan bikin kenyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar